Asam Absisat
Pada awal 1960, Philip Woreing meneliti temuan Hemberg. Ia melaporkan bahwa pemberian dormin dapat menginduksi dormansi. Pada waktu yang sama, F.T. Addicott menemukan zat yang merangsang absisi buah tanaman kapas. Ia memberi nama zat ini abscisin. Para ahli botani terkejut mengetahui bahwa dormin dan abscisin adalah zat yang sama.
Zat ini kemudian diberi nama asam absisat atau ABA. Asam absisat terdapat pada angiospermae, gymnospermae, dan lumut tetapi tidak pada lumut hati. asam absisat bergerak ke seluruh bagian tumbuhan melalui xilem, floem, dan parenkim. Tidak terdapat asam absisat sintetik.
Asam
absisat merupakan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor)
yaitu bekerja berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin dengan jalan
mengurangi atau memperlambat kecepatan pembelahan dan pembesaran sel. Asam
absisat akan aktif pada saat tumbuhan berada pada kondisi yang kurang baik,
seperti pada musim dingin, musim kering, dan musim gugur. Pada saat tumbuhan
mengalami kondisi yang kurang baik, misalnya ketika kekurangan air di musim
kering, maka tumbuhan tersebut mengalami dormansi yaitu daun-daunnya akan
digugurkan dan yang tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian
asam absisat terkumpul/terakumulasi pada tunas yang terletak pada sel penutup
stomata, hal ini menyebabkan stomata menutup, sehingga penguapan air berkurang
dan keseimbangan air di dalam tubuh tumbuhan terpelihara sehingga pertumbuhan
tunasnya terhambat yang disebabkan melambatnya kecepatan pembelahan dan
pembesaran sel-sel tunasnya.
Asam
abisat dihasilkan dari proses metabolisme tanaman ketika berkembang. Hormone
ini mempunyai fungsi dalam proses penuaan daun. Asam abisat juga memicu
dormansi biji dan menjaga tunas bisa berkecambah pada musim yang direncanakan.
Fungsi lain dari asam abisat adalah mempertahankan hidup tanaman pada situasi
ekstrim.Asam abisat mencegah tumbuhan kekurangan air dengan cara menutup
stomata pada lapisan epidermis. Hormone ini juga berfungsi mencegah tumbuhan kehilangan
air dengan cara membentuk lapisan lilin. Ketika musim dingin, hormone asam
abisat akan menghentikan perkembangan daun dan ranting secara sementara,
Tempat
produksi atau lokasi hormon asam absisat pada tumbuhan yaitu di daun, batang,
akar dan buah hijau. Fungsi utama asam absisat yaitu menghambat pertumbuhan,
menutup stomata selama kekurangan air, menghambat pemutusan dormansi. Pada
daun, ABA berada pada 3 bagian sel yang berbeda, yakni : (1) pada sitosol,
dimana disintesis, (2) pada kloroplas
dimana ABA diakumulasikan, dan (3) pada dinding sel. Para ahli fisiologi
berpendapat bahwa ABA dapat merangsang penutupan stomata adalah ABA yang berada
pada dinding sel. ABA pada dinding sel ini berasal dari sel-sel mesofil daun tempat di mana ABA ini
disintesis.
Asam
Absisat diangkut oleh tumbuhan secara alami melalui xilem floem dan parenkim
baik itu naik atau turun, proses pengangkutan menuju daun dalam penutupan
stomata dari akar menuju floem yang dekonsentrasi pada daun yang dapat
dipengaruhi oleh tingkat kegaraman yang tinggi. Begitupun dari daun menuju akar
dan menuju batang dalam penghambatan penambahan panjang dan lebar batang pada
tanaman.
Peranan Fisiologis Asam Absisat
a. Memicu dormansi biji
Dormansi biji adalah waktu inaktif biji supaya tidak bertunas
sebelum musimnya. Dormansi bij ibisa disebut juga sebagai waktu istirahat bagi
tanaman seblum tumbuh. Dormansi juga berguna untuk mengumpulkan zat makanan
cadangan sebelum musim panas atau musim dingin. Secara alami, tanaman akan
menghasilkan hormone ini supaya dapat menjaga tunas sampai musim tumbuh tiba.
b. Menjaga tanaman dari cuaca ekstrim
Kondisi lingkungan ang tidak stabil membuat tanaman harus
melakukan adaptasi lagi. Jika proses adaptasi berhasil maka tanaman akan hidup,
namun jika proses adaptasi gagal tanaman akan mati. Salah satu fungsi dari asam
abisat adalah menjaga dari cuaca kering seperti kemarau. Asam abisat melakukan
ini dengan cara menutup stomata pada lapisan epidermis daun. Asam abisat juga
bisa mencegah cairan yang keluar dengan cara membentuk lapisan lilin. Hormone
ini juga berperan dalam menggerakkan bulu akan tanaman untuk mencari nutrisi.
c.
Menjaga tanaman dari lingkungan ekstrim
Pada saat menghadapi lingkungan
yang berubah menjadi ekstrim, asam abisat akan bertindak dengan cara menghambat
pertumbuhan tanaman, baik itu primer maupun sekunder. Sebagai gantinya, energy
yang akan digunakan untuk pertumbuhan dialih-fungsikan untuk menebalkan kulit
pohon berupa sisik. Kulit yang tebal ini juga berguna untuk melindungi tunas
baru agar bisa hidup pada musim selanjutnya.
d.
Menggugurkan daun
Saat pergantian musim menjelang,
tanaman akan beradaptasi dengan musim yang baru. Salah satu bentuk adaptasi itu
adalah dengan menggugurkan daun. Proses ini dilakukan untuk mengantisipasi
penggunaan cadangan makanan berlebihan ketika tanah masih belum kembali normal.
Selain bekerja sendiri, asam abisat juga akan berkerja sama dengan hormone lain
tergantung peran dan fungsinya. Selain asam abisat, tanaman juga mempunyai
banyak hormone lain, misalnya ethylene, jasmonates, cytokinins,
brassinosteroids, auxin dll. Tiap hormon mempunyai tugas tersendiri.Apabila
hormon asam absisat tidak bekerja maka tumbuhan bisa bertunas terlalu cepat dan
tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan
Pengaruh asam absisat pada tanaman
Hormon Asam Absisat pada tumbuhan
dapat diperoleh dengan cara alami melaui proses di dalam tumbuhan itu sendiri
(endogen) dan melalui pemberian dari luar oleh campur tangan manusia (eksogen).
Namun secara alami tumbuhan dapat menghasilkan hormon Asam Absisat di dalam
tubuhnya walaupun tidak dalam jumlah yang besar dengan beberapa proses yaitu :
1.
Biosintesis/pembentukan
ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tak langsung melalui
peruraian karotenoid (zat warna merah, kuning dan Orange) tertentu (40 karbon)
yang ada di plastid. ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan
pergerakan giberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan
juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh.
2.
Rangkaian pose secara
kimia, yaitu
a.
Jalur Asam
mevalonat : Asam mevalonat → farnesylpyrofosfat → ABA
b.
Jalur
Violaxanthin : Violaxanthin → Xanthoxin → ABA - Cahaya
Secara non-alami, Asam Absisat
diperoleh melalui pemberian dari luar tubuh baik itu Asam Absisat Sintetik
maupun yang diekstrak dari tumbuhan lain, misalnya Alga.
Cara kerja dari asam absisat ini seperti merangsang
penutupan stomata pada waktu kekurangan air, mempertahankan dormansi dan
biasanya terdapat di daun, batang, akar, buah berwarna hijau. Pengangkutan
hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah pergerakannya bisa
naik atau turun. Transportasi ABA dari floem menuju ke daun dapat dirangsang
oleh salinitas (kegaraman tinggi).
Pada tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan transportasi ABA
dalam siklus hidupnya. Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem, sedangkan
daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar daun.
Daun dan buah pada tumbuhan dapat menjadi rontok karena
adanya pengaruh kerja hormon Asam Absisat (ABA). hormon ini menghambat
pertumbuhan dan pembelahan sel. karena itu, jika hormon ini bekerja, proses yag
terjadi di dalam sel akan berkurang dan kelamaan akan berhenti. berhentinya
aktivitas sel, berarti juga berhentinya asupan nutrisi ke dalam sel tumbuhan
tersebut, sehingga, bagian tumbuhan seperti daun akan kekurangan nutrisi, dan
kering karena penguapan terus terjadi, namun tidak ada asupan air, dan kelamaan
daun akan rontok.Hormon ini dapat menutup stomata pada daun dengan menurunkan tekanan
osmotik dalam sel dan menyebabkan sel turgor. Akibatnya, cairan tanaman hilang
yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga
mencegah kehilangan air dari tanaman dengan membentuk lapisan epikutikula atau
lapisan lilin. Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui
akar. Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi
lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi.
Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam
yang tinggi pada akar.. Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan
pertumbuhan primer dan sekunder. Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini
akan memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi
sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin. ABA juga akan
menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
Terdapat beberapa kondisi Dimana hormon Asm Absisat
terbentuk pada bagian tumbuhan, diantaranya pada daun, tumbuhan yang mengalami
cekaman air : (kekeringan); konsentrasi ABA naik sampai lebih dari 50
kalinya hanya dalam waktu 4-8 jam (400 ng per g berat basah); sebagai respon
dari meningkatkan laju biosintesisnya. Namun jika tumbuhan diberi air
kembali; konsentrasi ABA turun sampai ke konsentrasi sebelum cekaman
dalam waktu 4-8 jam; sebagai respon menurunnya laju biosintesis.
Biji yang sedang berkembang konsentrasi ABA sangat
tinggi (100 x) ; lalu semakin menurun seiring dengan semakin dewasanya
biji karena tumbuhan sudah semakin kuat dan dapat menghasilkan makanan dalam
jumlah besar serta penyerapan air yang lebih optimal melalui akar.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar