Minggu, 11 November 2018

ASAM ABSISAT (ZAT PENGATUR TUMBUH)


Asam Absisat


Image result for asam absisat
Pada awal 1960, Philip Woreing meneliti temuan Hemberg. Ia melaporkan bahwa pemberian dormin dapat menginduksi dormansi. Pada waktu yang sama, F.T. Addicott menemukan zat yang merangsang absisi buah tanaman kapas. Ia memberi nama zat ini abscisin. Para ahli botani terkejut mengetahui bahwa dormin dan abscisin adalah zat yang sama.
Zat ini kemudian diberi nama asam absisat atau ABA. Asam absisat terdapat pada angiospermae, gymnospermae, dan lumut tetapi tidak pada lumut hati. asam absisat bergerak ke seluruh bagian tumbuhan melalui xilem, floem, dan parenkim. Tidak terdapat asam absisat sintetik.
Asam absisat merupakan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yaitu bekerja berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin dengan jalan mengurangi atau memperlambat kecepatan pembelahan dan pembesaran sel. Asam absisat akan aktif pada saat tumbuhan berada pada kondisi yang kurang baik, seperti pada musim dingin, musim kering, dan musim gugur. Pada saat tumbuhan mengalami kondisi yang kurang baik, misalnya ketika kekurangan air di musim kering, maka tumbuhan tersebut mengalami dormansi yaitu daun-daunnya akan digugurkan dan yang tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi pada tunas yang terletak pada sel penutup stomata, hal ini menyebabkan stomata menutup, sehingga penguapan air berkurang dan keseimbangan air di dalam tubuh tumbuhan terpelihara sehingga pertumbuhan tunasnya terhambat yang disebabkan melambatnya kecepatan pembelahan dan pembesaran sel-sel tunasnya.
Asam abisat dihasilkan dari proses metabolisme tanaman ketika berkembang. Hormone ini mempunyai fungsi dalam proses penuaan daun. Asam abisat juga memicu dormansi biji dan menjaga tunas bisa berkecambah pada musim yang direncanakan. Fungsi lain dari asam abisat adalah mempertahankan hidup tanaman pada situasi ekstrim.Asam abisat mencegah tumbuhan kekurangan air dengan cara menutup stomata pada lapisan epidermis. Hormone ini juga berfungsi mencegah tumbuhan kehilangan air dengan cara membentuk lapisan lilin. Ketika musim dingin, hormone asam abisat akan menghentikan perkembangan daun dan ranting secara sementara,
Tempat produksi atau lokasi hormon asam absisat pada tumbuhan yaitu di daun, batang, akar dan buah hijau. Fungsi utama asam absisat yaitu menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, menghambat pemutusan dormansi. Pada daun, ABA berada pada 3 bagian sel yang berbeda, yakni : (1) pada sitosol, dimana  disintesis, (2) pada kloroplas dimana ABA diakumulasikan, dan (3) pada dinding sel. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa ABA dapat merangsang penutupan stomata adalah ABA yang berada pada dinding sel. ABA pada dinding sel ini berasal dari  sel-sel mesofil daun tempat di mana ABA ini disintesis.
Asam Absisat diangkut oleh tumbuhan secara alami melalui xilem floem dan parenkim baik itu naik atau turun, proses pengangkutan menuju daun dalam penutupan stomata dari akar menuju floem yang dekonsentrasi pada daun yang dapat dipengaruhi oleh tingkat kegaraman yang tinggi. Begitupun dari daun menuju akar dan menuju batang dalam penghambatan penambahan panjang dan lebar batang pada tanaman.
            Peranan Fisiologis Asam Absisat
a.       Memicu dormansi biji
Dormansi biji adalah waktu inaktif biji supaya tidak bertunas sebelum musimnya. Dormansi bij ibisa disebut juga sebagai waktu istirahat bagi tanaman seblum tumbuh. Dormansi juga berguna untuk mengumpulkan zat makanan cadangan sebelum musim panas atau musim dingin. Secara alami, tanaman akan menghasilkan hormone ini supaya dapat menjaga tunas sampai musim tumbuh tiba.
b.       Menjaga tanaman dari cuaca ekstrim
Kondisi lingkungan ang tidak stabil membuat tanaman harus melakukan adaptasi lagi. Jika proses adaptasi berhasil maka tanaman akan hidup, namun jika proses adaptasi gagal tanaman akan mati. Salah satu fungsi dari asam abisat adalah menjaga dari cuaca kering seperti kemarau. Asam abisat melakukan ini dengan cara menutup stomata pada lapisan epidermis daun. Asam abisat juga bisa mencegah cairan yang keluar dengan cara membentuk lapisan lilin. Hormone ini juga berperan dalam menggerakkan bulu akan tanaman untuk mencari nutrisi.
c.       Menjaga tanaman dari lingkungan ekstrim
Pada saat menghadapi lingkungan yang berubah menjadi ekstrim, asam abisat akan bertindak dengan cara menghambat pertumbuhan tanaman, baik itu primer maupun sekunder. Sebagai gantinya, energy yang akan digunakan untuk pertumbuhan dialih-fungsikan untuk menebalkan kulit pohon berupa sisik. Kulit yang tebal ini juga berguna untuk melindungi tunas baru agar bisa hidup pada musim selanjutnya.
d.       Menggugurkan daun
Saat pergantian musim menjelang, tanaman akan beradaptasi dengan musim yang baru. Salah satu bentuk adaptasi itu adalah dengan menggugurkan daun. Proses ini dilakukan untuk mengantisipasi penggunaan cadangan makanan berlebihan ketika tanah masih belum kembali normal. Selain bekerja sendiri, asam abisat juga akan berkerja sama dengan hormone lain tergantung peran dan fungsinya. Selain asam abisat, tanaman juga mempunyai banyak hormone lain, misalnya ethylene, jasmonates, cytokinins, brassinosteroids, auxin dll. Tiap hormon mempunyai tugas tersendiri.Apabila hormon asam absisat tidak bekerja maka tumbuhan bisa bertunas terlalu cepat dan tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan

Pengaruh asam absisat pada tanaman
Hormon Asam Absisat pada tumbuhan dapat diperoleh dengan cara alami melaui proses di dalam tumbuhan itu sendiri (endogen) dan melalui pemberian dari luar oleh campur tangan manusia (eksogen). Namun secara alami tumbuhan dapat menghasilkan hormon Asam Absisat di dalam tubuhnya walaupun tidak dalam jumlah yang besar dengan beberapa proses yaitu :
   1.      Biosintesis/pembentukan ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara  tak langsung melalui peruraian karotenoid (zat warna merah, kuning dan Orange) tertentu (40 karbon) yang ada di plastid.  ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan pergerakan giberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh. 
     2.      Rangkaian pose secara kimia, yaitu
a.       Jalur Asam mevalonat : Asam mevalonat → farnesylpyrofosfat → ABA
b.      Jalur Violaxanthin : Violaxanthin → Xanthoxin → ABA  -  Cahaya
Secara non-alami, Asam Absisat diperoleh melalui pemberian dari luar tubuh baik itu Asam Absisat Sintetik maupun yang diekstrak dari tumbuhan lain, misalnya Alga.
Cara kerja dari asam absisat ini seperti merangsang penutupan stomata pada waktu kekurangan air, mempertahankan dormansi dan biasanya terdapat di daun, batang, akar, buah berwarna hijau. Pengangkutan hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah pergerakannya bisa naik atau turun. Transportasi ABA dari floem menuju ke daun dapat dirangsang oleh salinitas (kegaraman tinggi).
Pada tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan transportasi ABA dalam siklus hidupnya. Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem, sedangkan daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar daun.

Daun dan buah pada tumbuhan dapat menjadi rontok karena adanya pengaruh kerja hormon Asam Absisat (ABA). hormon ini menghambat pertumbuhan dan pembelahan sel. karena itu, jika hormon ini bekerja, proses yag terjadi di dalam sel akan berkurang dan kelamaan akan berhenti. berhentinya aktivitas sel, berarti juga berhentinya asupan nutrisi ke dalam sel tumbuhan tersebut, sehingga, bagian tumbuhan seperti daun akan kekurangan nutrisi, dan kering karena penguapan terus terjadi, namun tidak ada asupan air, dan kelamaan daun akan rontok.Hormon ini dapat menutup stomata pada daun dengan menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan sel turgor. Akibatnya, cairan tanaman hilang yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tanaman dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin. Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar. Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi. Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar.. Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder. Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin. ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
Terdapat beberapa kondisi Dimana hormon Asm Absisat terbentuk pada bagian tumbuhan, diantaranya pada daun, tumbuhan yang mengalami cekaman air : (kekeringan); konsentrasi ABA naik sampai lebih  dari 50 kalinya hanya dalam waktu 4-8 jam (400 ng per g berat basah); sebagai respon dari  meningkatkan laju biosintesisnya. Namun jika tumbuhan diberi air kembali; konsentrasi ABA turun sampai  ke konsentrasi sebelum cekaman dalam waktu 4-8 jam; sebagai respon menurunnya laju biosintesis.
Biji yang sedang berkembang  konsentrasi ABA sangat tinggi (100 x) ; lalu semakin menurun  seiring dengan semakin dewasanya biji karena tumbuhan sudah semakin kuat dan dapat menghasilkan makanan dalam jumlah besar serta penyerapan air yang lebih optimal melalui akar.




DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar