Minggu, 11 November 2018

Gulma Tanaman Kubis


Pengendalian Gulma Tanaman Kubis


Image result for gulma kubis
    1.    Jenis Gulma
Kubis (Brassica oleracea) merupakan sayuran penting di dataran tinggi, namun hasil panen kubis tidak selalu maksimal. Salah satu penyebab utama rendahnya produksi kubis adalah karena kehadiran organisme tumbuhan pengganggu (OPT) yaitu hama dan penyakit tanaman serta gulma.
Gulma adalah tumbuhan pengganggu tanaman budidaya. Kenyataan seperti itu membuat petani peka terhadap kehadiran gulma. Kehadiran gulma dan serangga pada tanaman kubis dapat mengganggu pertumbuhan dan mengurangi hasil panen kubis.Selain sifatnya yang sangat kompetitif, gulma juga merupakan tumbuhan inang/tumbuhan perantara dari hidupnya serangga. Serangga yang berasosiasi dengan tanaman kubis dapat sebagai predator, parasitoid dan hama kubis.
Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya pada lahan budidaya pertanian dan dapat bersaing atau berkompetisi hingga menurunkan hasil tanaman budidaya tersebut. Keberadaan gulma pada pertanaman kubis-kubisan merupakan faktor penghambat produksi. Gulma dapat menurunkan hasil panen dengan berkompetisi untuk mendapatkan air, unsur hara, dan sinar matahari. Hal ini menjadi hal yang penting ketika suatu tanaman tumbuh dalam kerapatan tanam yang renggang dikarenakan tidak memiliki ukuran daun yang luas guna menaungi gulma.
Jenis gulma yang biasanya terdapat pada pertanaman kubis antara lain Ageratum conyzoides L. (babadotan), Galinsoga parviflora Cav. (jukut saminggu), Polygonum nepalense Meissn. (jukut haseum) dari golongan gulma daun lebar, sedangkan Eleusine indica (L.) (jukut jampang), dan Setaria palmifolia (babawangan) dari golongan gulma rumput-rumputan dan Cyperus rotundus L. (rumput teki) dari golongan teki-tekian (Everaarts, 1998).

Tabel 1 Penggolongan Gulma
daun lebar
Gulma golongan rumput
Gulma golongan teki

Galinsoga parviflora Cav
Drymaria cordata L
Polygonum nepalense
Commelina diffusa
Amarantus lividus
Alternanthera philoxeroides
Ageratum conyzoides
Richardia brassiliensis
Portulaca oleraceae
Marsilea crenata
Oxalis intermedia
Ciplukan
Mimosa Sp

Eleusine indica L.
Cinodon dactylon L.
Panicum repens L.
Digitaria adscendens
Axonopus compressus
Paspalum conyugatum
Setaria glauca

Cyperus rotundus
Cyperus halpan
Cyperus kyllinga

Sumber : Yuliadhi et.al.,2013

2. Teknik Pengendalian Gulma                
2.1. Pengendalian secara Mekanis
2.1.1 Penyiangan (Weeding)
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput atau dengan menggunakan herbisida - Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput/gulma lainnya yang tumbuh disela-sela tanaman pokok - Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah sebelum pemupukan atau bila terdapat tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman - Penyiangan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat merusak sistem perakaran tanaman, bahkan pada akhir penanaman sebaiknya tdak dilakukan.
2.1.2 Kimiawi
Pada tanah yang gulmanya banyak dapat dilakukan dengan pemberian herbisida sebelum tanam. Herbisida yang digunakan yaitu berbahan aktif glifosat, parakuat diklorida, oksifluorfen,dll. Penelitian dari Syatrawati, dan Sri Nuraminah Ngatimin mengatakan bahwa menanam gulma berbunga di pinggiran tanaman kubis, seperti Nasturtium indicum (Brassicaceae),Galinsoga parviflora (Asteraceae), Cleome rutidospema(Capparidaceae) dan Lindernia crustaceae (Scrophulariaceae) akan mengurangi peledakan populasi hama.

3. Periode Kritis Tanaman Terhadap Kehadiran Gulma
Periode kritis tanaman merupakan periode dimana tanaman peka terhadap kehadiran organisme pengganggu tanaman salah satunya adalah gulma , sedangkan di luar periode tersebut gulma relatif tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun hasil akhir tanaman budidaya (Moenandir, 1993). Pada saat periode kritis tersebut tanaman berada pada kondisi sangat peka terhadap lingkungan, terutama pada kompetisi dalam penggunaan unsur hara, cahaya, matahari, dan ruang tumbuh. Kompetisi terjadi sejak awal pertumbuhan tanaman. Semakin dewasa tanaman, maka tingkat kompetisinya semakin meningkat hingga suatu saat nanti mencapai klimaks kemudian akan menurun secara bertahap (Soejono, 2009).
Penentuan periode kritis tanaman berdasarkan percobaan setangkup antara periode penyiangan dan kompetisi gulma (Nietto et al., 1968). Zimdahl (2007) menggunakan cara tersebut untuk menentukan saat gulma dan tanaman budidaya berkompetisi secara aktif. Periode penyiangan gulma dan tanaman budidaya ditumbuhkan secara bersama-sama untuk jangka waktu tertentu sampai gulmanya disiangi, selanjutnya tanaman budidaya ditumbuhkan bebas gulma sampai panen. Pada periode kompetisi gulma tanaman dibiarkan bebas gulma untuk berbagai periode tertentu sejak pertanaman, setelah ini tanaman budidaya dibiarkan tumbuh bersama-sama gulma hingga panen. Periode ini menggambarkan interval waktu untuk dua kompetisi terpisah, yaitu lamanya waktu suatu tanaman harus bebas gulma sehingga gulma yang tumbuh kembali tidak menurunkan hasil panen, dan lamanya waktu gulma tinggal bersama-sama dengan tanaman, sebelum gulma mulai mengganggu pertumbuhan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pertumbuhan dan Lingkungan Tumbuh Tanaman Kubis Bunga.FP UNPAD
Yuliadhi et.al.2013.Ejournal Agrotrop Vol. 3(1)  hal 99-103. Pengaruh Kehadiran Gulma terhadap Jumlah Populasi Hama Utama Kubis.FP UNUD
Simamora, Novayanti.2013. Gulma Pada Tanaman Hortikultura.Slideshare.net
                            



Tidak ada komentar:

Posting Komentar